F*cked *p!

Have you ever been in a f*cked *p situation?

Hisyam Asadullah
4 min readSep 24, 2022
Photo by Andre Hunter on Unsplash

Spoiler alert!

“Kita f*cked *p cup! Kita kacau!” Kata Piko yang diperankan oleh Iqbaal di film “Mencuri Raden Saleh”. Saat itu kondisinya Piko dan Ucup dijebak oleh mantan presiden sebelumnya, yang mana pada kesepakatan awal mereka hanya diminta untuk ngebuat lukisan semirip mungkin dengan lukisan penangkapan pangeran diponegoro yang dibuat oleh Raden Saleh. Celakanya, mereka malah disuruh untuk menukar lukisan yang udah dibuat Piko dengan lukisan aslinya yang ada di istana negara. Sebuah jebakan yang tak disangka dan sayangnya mereka juga ga punya pilihan untuk menolak itu.

Pertama kali aku mendengar kata itu, aku ngerasa kayak “Wah boleh juga nih kata, f*cked *p!”. Bukan untuk ditiru atau diucapkan sebenarnya, tapi aku lebih menangkapnya sebagai sebuah kata untuk menggambarkan situasi yang benar-benar kacau dan rasanya ga ada jalan keluar untuk masalah yang dihadapi.

Apakah kalian pernah berada pada posisi yang dialami oleh Ucup dan Piko di film “Mencuri Raden Saleh”? Rasanya dunia gelap gulita, ga ada jalan keluar, dan kita hanya bisa pasrah terhadap keadaan yang menerpa. Kurasa semuanya pernah. Aku pun pernah berada pada posisi itu.

Saat itu, masalah datang bertubi-tubi tanpa kendali. Masalah yang datang menuntut untuk diselesaikan sesegera mungkin, dan masalah itu datang dalam satu hari yang sama. Mungkin bagi sebagian orang itu masih tergolong biasa, tapi bagiku saat itu: itulah f*cked *p situation yang aku alami. Dada terasa sempit, makan terasa tak nyaman, bahkan tidur pun terasa tak nyenyak. Satu hari yang sangat-sangat melelahkan. Namun pada akhirnya, hari itu ternyata terlewati juga. Ternyata apa yang berputar di kepala tak se-menakutkan itu.

Masalah yang datang sebenarnya tidak se-menakutkan itu. Mungkin saat itu mata kita sedang tertutup ataupun otak kita sedang kacau, sehingga kita tak bisa berpikir dengan jernih. Alhasil, kita tak bisa menentukan langkah apa yang harus dilakukan untuk menuntaskan masalah yang terjadi. Setelah beberapa kali mengalami hal tersebut, aku punya langkah tersendiri jika f*cked *p situation kembali terjadi:

First, take a deep breath. Tarik napas yang dalam, lalu keluarkan secara perlahan. Ulangi saja beberapa kali sampai situasi hati mulai terkendali. Ketika kita mengalami f*cked *p situation, biasanya nafas menjadi tak beraturan, otak tak bisa berpikir jernih, dan hal — hal chaos lainnya. Maka, ketika hal tersebut terjadi cobalah untuk tarik napas yang dalam, lalu keluarkan secara perlahan. Hal itu berfungsi untuk menenangkan pikrian di awal. Tak perlu terburu-buru untuk memikirkan masalah yang datang, tenangkan diri saja terlebih dahulu.

Second, try to divide the problem slowly. Cobalah untuk mulai membagi masala-masalah tadi menjadi beberapa bidang. Apakah itu masalah pribadi? Masalah dengan teman? Masalah akademik? Masalah keluarga? ataupun masalah-masalah lainnya. Masalah-masalah yang tadi sudah dibagi akan lebih baik jika ditulis, entah di note handphone, kertas kosong, dan sebagainya. Tujuan penulisan masalah tadi adalah supaya kita bisa melihat masalah yang ada dengan jelas di depan mata kita. Visualisasi masalah akan membantu kita untuk menggambarkan sebesar apa masalah yang kita hadapi dan membantu kita memetakan langkah selanjutnya untuk menyelesaikan masalah itu.

Third, breakdown one by one. Ketika masalah-masalah tadi telah dibagi ke beberapa bidang, maka cobalah untuk dibreakdown satu persatu. Jangan memikirkan banyak masalah dalam satu waktu bersamaan. Pikirkan satu persatu, dan jangan berpindah sebelum masalah satu telah selesai dibahas atau dipikirkan langkah-langkah yang akan dilakukan. Tujuannya adalah supaya pikiran kita bisa fokus, tidak terpecah menjadi ke beberapa pokok pikiran. Ketika kita memikirkan beberapa masalah sekaligus, biasanya yang terjadi adalah chaos. Dan puncaknya adalah kita merasa bahwa masalah-masalah tersebut tak bisa diselesaikan. Padahal, dengan kita breakdown satu persatu kita bisa lihat bahwa ternyata masalah kita tak “sebesar itu”.

Last but not least, execute!. Ya benar sekali. Setelah kita melalui alur berpikir tadi, eksekusi akan menjadi sangat penting, karena disanalah pengujian ide atau realisasi dari apa yang telah kita rencanakan di awal. Disanalah bukti bahwa kita memang serius untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi, bukan sekadar bualan belaka, bukan hanya di atas kertas saja.

Merencanakan memang selalu menyenangkan. Kita bisa berpikir melakukan A, bisa melakukan B, dan melakukan hal-hal lainnya. Namun, rencana-rencana tadi tak semudah realisasinya di lapangan.

Pada akhirnya yang harus kita pahami juga bahwa masalah-masalah yang datang merupakan ujian dari Allah untuk menaikkan derajat hamba-Nya. Ingat selalu, bahwa Allah tak akan membebani hamba-Nya melebihi batas kemampuan yang ia miliki. Percayalah, bahwa dengan masalah ini kita sedang naik tingkat yang jauh lebih tinggi. Percayalah, bahwa kita sedang meningkatkan kapasitas diri seiring berjalannya waktu, seiring dengan masalah yang kita hadapi. Percayalah dan kuatkan langkah!

--

--