Logika yang Terbalik

Salah kaprah yang sering terjadi

Hisyam Asadullah
3 min readSep 17, 2022
Sumber: Dokumentasi Pribadi.

Guru: “Syam”

Saya: “Ya, Kenapa?”

Guru: “Apa hukumnya makan babi bagi umat islam?”

Saya: “Haram, kecuali kondisi darurat”

Guru: “Kenapa?”

Saya: “Karena babi merupakah hewan yang kotor. Selain itu di dalam tubuh babi juga mengandung cacing pita dimana cacing pita tak boleh masuk ke dalam tubuh manusia, karena akan menjadi parasit”

Guru: “Hmm, lalu kalau seandainya semua alasan yang kamu sebutkan dihapuskan bagaimana?”

Saya: “Ha? Maksudnya?”

Guru: “Jadi, babi yang akan dikonsumsi dipelihara di tempat yang bersih dan higienis. Lalu, terkait cacing pita tadi, babi akan dimasak dengan cara yang sedemikian rupa sampai cacing pita tadi tak lagi berada pada daging babi yang akan dikonsumsi? Bagaimana? Apakah babi tetap haram? Atau boleh dikonsumsi?

Saya: “Oh iya ya, hmm…”

Okay dicukupkan pembicaraannya sampai disitu. Aku pernah berada pada posisi itu. Pembicaraan yang dipantik oleh seorang guru untuk menyadarkan. Mari kita bahas bagaimana hasil akhirnya.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

Ashadu an laa ilaaha illallaahu, wa assyhaduanna Muhammadarasulullah

Artinya: Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.”

Konsekuensi syahadat menyatakan bahwa kita harus melakukan segala perintah — Nya, menjauhi segala larangan — Nya serta meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang diutus untuk seluruh alam. Sebuah konsekuensi yang membuat orang — orang pada masa jahiliyah enggan untuk mengucapkannya.

Apa konsekuensinya? Seperti yang disebutkan tadi:

Melakukan segala perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya serta meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang diutus untuk seluruh alam

Maka, wajib bagi mereka yang mengucapkannya untuk melaksanakan itu. Sedangkan, di masa jahiliyah banyak sekali budaya — budaya yang bertentangan dengan konsekuensi syahadat tadi. Sehingga, berat bagi orang arab di masa jahiliyah untuk meninggalkan budaya — budaya itu.

Mereka (orang — orang arab pada masa jahiliyah) tahu bahwa apa yang disampaikan oleh nabi Muhammad SAW adalah sebuah kebenaran, mereka paham bahwa Allah SWT adalah satu — satunya Ilah yang berhak disembah. Namun, atas dasar kesombongan, mereka enggan untuk menerima kebenaran tersebut.

Bagaimana kaitannya dengan pembicaraan awal? Jadi, terkadang kita salah memaknai perintah Allah SWT. Manusia acap kali bertanya: “Mengapa kita diperintahkan untuk sholat? Mengapa kita diperintahkan untuk berpuasa? Mengapa kita diperintahkan untuk berzakat? Mengapa kita dilarang untuk mengkonsumsi babi?” dan sebagainya. Dan jawaban yang sering kali keluar adalah jawaban seputar hikmah mengapa hal tersebut diperintahkan.

Seperti pembicaraan di awal, kesalahan yang dilakukan adalah bahwa jawaban yang disampaikan adalah seputar hikmah dari perintah itu, bukan dalil perintah yang mewajibkannya ataupun keyakinan bahwa Allah SWT dan Rasul — Nya telah memberikan kewajiban atau larangan untuk itu.

“Karena babi merupakah hewan yang kotor. Selain itu di dalam tubuh babi juga mengandung cacing pita dimana cacing pita tak boleh masuk ke dalam tubuh manusia, karena akan menjadi parasit”

Jawaban tersebut sebenarnya tidak salah, namun seharusnya tidak disebutkan di tempat pertama kenapa umat islam dilarang untuk mengkonsumsi babi. Itulah logika yang terbalik. Jawaban dari pertanyaan tersebut seharusnya adalah:

Karena Allah SWT dan Rasulullah SAW memerintahkan seperti itu.

Cukup seperti itu harusnya. Karena konsekuensi syahadat mengharuskan kita untuk melakukan segala perintah — Nya, menjauhi segala larangan — Nya serta meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang diutus untuk seluruh alam. Jawaban seperti itu menjadi sangat wajar ketika kita paham terkait konsekuensi syahadat tadi.

Maka dari itu, penting bagi kita untuk meyakini konsekuensi syahadat tadi dalam melaksanakan kehidupan di bumi sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Lalu, terkait pertanyaan tadi seharusnya bisa menjadi penguat keimanan. Kenapa? Karena dari pertanyaan tadi akan muncul berbagai hikmah yang bermanfaat bagi umat manusia yang melaksanakan perintah dan larangan dari Allah SWT, Insya Allah.

Wallahu’alam bishowab

--

--